Karya : AlfinN
musim hujan tak kunjung purna
bunga-bunga yang kutanam basah setiap hari
matahari tak berani bertahan lama
bulan kalah dengan mendung yang klandestin
-
pria kecil dengan hati-hati menyalakan rokoknya
api ia sulut
asap ia hirup
membayangkan "kekasihnya" yang sedari awal memang tidak pernah menjadi kekasihnya
di matanya hanya ada satu nama
di pikirannya yang rasional
dan radikal
ia menetapkan segala kemungkinan dari setiap penolakan
senyum dan tawanya masih ramah
meski semua tau itu tidak pernah berumah
telinganya masih tanah lapang
meski mendengar setiap perkataan orang-orang di sekitarnya yang semakin pisau menyayat hati
lucunya adalah ketika pria kecil itu dikatakan sangat tangguh pada luka
tetap saja ia mati berkali-kali
oleh seorang gadis pemilik senyum paling manis
dalam monolognya yang satir ia berkata :
"aku tau konsekuensinya, dia bukan pembunuh berantai, tapi aku rela mati berkali-kali di bawah kakinya, menghinakan diri, mempermalukan diri sendiri, merendah-serendahnya, tetap berjuang walau nihil akan peluang, tapi meski begitu aku tidak akan kalah, tidak!"-sembari meratap
"mungkin siksaan paling berat yang diberikan Tuhan kepada manusia bukanlah neraka, melainkan emosi milik kita"-sambungnya
Maret, 2022
Tags:
Puisi
keren kak, semangat terus ya menulisnya
BalasHapus